Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua
kelompok, yaitu sel galvani dan sel elektrolisis.Reaksi elektrokimia dapat berlangsung secara spontan,yaitu
ketika dua elektrode yang direndam di dalam cairan elektrolit dihubungkan
dengan untai listrik.
Elektrokimia adalah reaksi
redoks yang bersangkut paut dengan listrik.
Reaksi elektrokimia
dibagi menjadi 2, yaitu:
·
Sel galvani/sel volta adalah reaksi redoks
yang menghasilkan listrik. Contohnya baterai.
·
Sel elektrolisis adalah listrik yang
mengakibatkan reaksi redoks. Contohnya adalah pemurnian logam dan pelapisan
logam.
Sel galvani/sel volta
Pada gambar di atas,
logam Zn akan mengalami oksidasi, sedangkan logam Cu akan mengalami reduksi.
Reaksi kimianya adalah:
Zn → Zn2+ +
2 e, E0 = 0,76 volt
Cu2+ + 2
e → Cu, E0 = 0,34 volt
Zn + Cu2+ →
Zn2+ + Cu, Esel = 1,1 Volt.
Fungsi dari jembatan
garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation pada larutan dan
untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-menerus.
Notasi sel
Untuk sel volta,
penulisannya adalah: anoda || katoda atau zat yang
teroksidasi || zat yang tereduksi
Seperti pada contoh
diatas, berarti notasi selnya adalah:
Zn | Zn2+ ||
Cu2+ | Cu, Esel= 1,1 volt
Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis adalah
arus listrik yang menimbulkan reaksi redoks.
Pada sel elektrolisis,
katoda akan tereduksi dan anoda yang akan teroksidasi.
Pada katoda, terdapat 2
kemungkinan zat yang ada, yaitu:
·
kation (K+) atau
·
air (H20) (bisa ada atau tidak
ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau lelehan.)
Pada anoda, terdapat 3
kemungkinan zat yang ada, yaitu:
·
anion (A-) atau
·
air (H20) (bisa ada atau tidak
ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau lelehan.)
·
elektroda, elektroda ada 2 macam, inert
(tidak mudah bereaksi, ada 3 macam zat yaitu platina (Pt), emas (Aurum/Au), dan
karbon (C)) dan tak inert (mudah bereaksi, zat lainnya selain Pt, C, dan Au).
Ada berbagai macam
reaksi pada sel elektrolisis, yaitu:
·
Reaksi yang terjadi pada katoda
·
Jika kation merupakan logam golongan IA (Li,
Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Cr, Sr, Ba, Ra), Al,
dan Mn, maka reaksi yang terjadi adalah 2 H20 +
2 e → H2 + 2 OH-
·
Jika kationnya berupa H+, maka
reaksinya 2H+ + 2 e → H2
·
Jika kation berupa logam lain, maka
reaksinya (nama logam)x+ + xe → (nama
logam)
·
Reaksi yang terjadi pada anoda
·
Jika elektroda inert (Pt, C, dan Au), ada
3 macam reaksi:
·
Jika anionnya sisa asam oksi (misalnya NO3-,
SO42-), maka reaksinya 2 H20 → 4H+ +
O2 + 4 e
·
Jika anionnya OH-, maka
reaksinya 4 OH- → 2H20 + O2 +
4 e
·
Jika anionnya berupa halida (F-,
Cl-, Br-), maka reaksinya adalah 2 X(halida)
→ X (halida)2 + 2 e
·
·
Jika elektroda tak inert (selain 3 macam
di atas), maka reaksinya Lx+ + xe
•
Konsep
termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi
berupa kalor dan kerja
•
Dalam
konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai dari pemanfaatan
baterei untuk menjalankan hampir semua alat elektronik hingga pelapisan logam
pada permukaan logam lain
•
Elektrokimia
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan
kerja listrik, biasanya melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan prinsip
reaksi redoks dalam aplikasinya.
•
Ada 2
jenis sel elektrokimia: (1) Sel yang melakukan kerja dengan melepaskan energi
dari reaksi spontan dan (2) sel yang melakukan kerja dengan menyerap energi
dari sumber listrik untuk menggerakkan reaksi non spontan
terminologi Redoks :
Menyeimbangkan
Persamaan Redoks :
•
Bagi
reaksi menjadi dua buah setengah reaksi masing-masing yang mengalami oksidasi
dan reduksi
•
Seimbangkan
atom dan muatan pada masing-masing reaksi
–
Mula-mula
atom selain O dan H, kemudian O lalu terakhir H
–
Muatan diseimbangkan
dengan menambah elektron (e) disebelah kiri untuk setengah reaksi reduksi dan
disebelah kanan untuk setengah reaksi oksidasi
•
Kalikan
masing2 setengah reaksi dengan bilangan bulat untuk menyeimbangkan jumlah e
yang diperoleh reduksi sama dengan elektron yang dilepas oksidasi
•
Jumlahkan
kedua buah setengah reaksi tersebut
•
Periksa
apakah atom dan muatan sudah seimbang
Reaksi Redoks
suasana asam :
Cr2O72-(aq)
+ I-(aq) à Cr3+(aq)
+ I2(s) (lar asam)
- Mula-mula bagi reaksi menjadi dua buah setengah reaksi reduksi dan oksidasi
- Seimbangkan atom dan muatan dimasing-masing setengah reaksi
- Seimbangkan jumlah atom Cr
- Seimbangkan O dengan menambahkan H2O
- Seimbangkan H dengan menambahkan ion H+
- Seimbangkan muatan dengan menambah elektron
- Begitupun dengan setengah reaksi oksidasi
- Kalikan masing-masing setengah reaksi agar jumlah e sama
- Jumlahkan kedua buah setengah reaksi tersebut menjadi overall
- Periksa jumlah atom dan muatan
•
Untuk
reaksi suasana basa setelah langkah ke4 tambahkan ion OH- dengan
jumlah sama dengan ion H+
Sel Elektrokimia :
•
Sel Volta
(sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (∆G < 0) untuk membangkitkan
energi listrik, selisih energi reaktan (tinggi) dengan produk (rendah) diubah
menjadi energi listrik. Sistem reaksi melakukan kerja terhadap lingkungan
•
Sel
Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi non spontan
(∆G > 0) lingkungan melakukan kerja terhadap sistem
•
Kedua tipe
sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik antara sel dan
lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang terlibat dalam
reaksi atau yang membawa muatan
Elektroda :
•
Elektroda
terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan katoda
•
Setengah
reaksi oksidasi terjadi di anoda. Elektron diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat
pereduksi) dan meninggalkan sel melalui anoda
•
Setengah
reaksi reduksi terjadi di katoda. Elektron diambil oleh senyawa tereduksi (zat
pengoksidasi) dan masuk sel melalui katoda
Sel Volta dan
Sel Elektrolisa :
Sel Elektrolisa :
Sel Volta :
Konstruksi dan
Operasi Sel Volta :
•
Setengah
sel oksidasi: anoda berupa batang logam Zn dicelupkan dalam ZnSO4
•
Setengah
sel reduksi: katoda berupa batang logam Cu dicelupkan dalam CuSO4
•
Terbentuk
muatan relatif pada kedua elektroda dimana anoda bermuatan negatif dan katoda
bermuatan positif
•
Kedua sel
juga dihubungkan oleh jembatan garam yaitu tabung berbentuk U terbalik berisi
pasta elektrolit yang tidak bereaksi dengan sel redoks gunanya untuk
menyeimbangkan muatan ion (kation dan anion)
•
Dimungkinkan
menggunakan elektroda inaktif yang tidak ikut bereaksi dalam sel volta ini
misalnya grafit dan platinum
Notasi Sel Volta :
•
Sel Volta
dinotasikan dengan cara yang telah disepakati (untuk sel Zn/Cu2+)
Zn(s)|Zn2+(aq)║Cu2+(aq)|Cu(s)
•
Bagian
anoda (setengah sel oksidasi) dituliskan disebelah kiri bagian katoda
•
Garis
lurus menunjukkan batas fasa yaitu adanya fasa yang berbeda (aqueous vs solid)
jika fasanya sama maka digunakan tanda koma
•
Untuk
elektroda yang tidak bereaksi ditulis dalam notasi diujung kiri dan ujung kanan
Sel Volta dengan
Elektroda Inaktif :
Grafit|I-(aq)|I2(s)║H+(aq), MnO4-(aq),
Mn2+(aq)|Grafit
Potensial Sel (Esel) :
•
Sel volta
menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan menjadi energi listrik
•
Energi
listrik ini berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua elektroda
(voltase) atau disebut juga potensial sel (Esel) atau gaya
electromotive (emf)
•
Untuk
proses spontan Esel> 0, semakin positif Esel semakin
banyak kerja yang bisa dilakukan oleh sel
•
Satuan
yang dgunakan 1 V = 1 J/C
•
Potensial
sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh karena itu potensial sel
standar diukur pada keadaan standar (298 K, 1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan
dan padatan murni untuk solid)
Potensial Elektroda
Standar (Eosetengah-sel) :
•
Potensial
elektroda standar adalah potensial yang terkait dengan setengah reaksi yang ada
(wadah elektroda)
•
Menurut
kesepakatan potensial elektroda standar selalu ditulis dalam setengah reaksi
reduksi
•
Bentuk
teroksidasi + ne à bentuk
tereduksi Eo1/2 sel
•
Potensial
elektroda standar seperti halnya besaran termodinamika dapat dibalik dengan
mengubah tandanya
•
Eosel
= Eokatoda - Eoanoda
Elektroda Hidrogen
Standar :
•
Ilmuwan
telah menyepakati untuk memilih setengah reaksi rujukan dengan nilai 0 untuk
reaksi:
2H+(aq, 1 M) + 2e à H2(g, 1 atm) Eorujukan = 0
H2(g, 1 atm) à 2H+(aq, 1 M) + 2e –Eorujukan
= 0
•
Dengan
nilai rujukan ini kita bisa menyusun sel volta yang menggunakan elektroda
hidrogen standar sebagai salah satu elektrodanya dan mengukur potensial sel
dengan alat ukur, kemudian kita dapat menentukan potensial elektroda standar
banyak zat secara luas
Kekuatan Relatif
Oksidator dan Reduktor :
•
Semua
nilai adalah relatif terhadap elektroda hidrogen standar (referensi)
2H+ (aq, 1 M) + 2e Û H2 (g, 1 atm)
•
Menurut
konvensi semua setengah reaksi ditulis sebagai reaksi reduksi artinya semua
reaktan pengoksidasi dan semua produk pereduksi
•
Nilai Eo
yang diberikan adalah setengah reaksi tertulis, semakin positif nilainya
semakin besar kecenderungan reaksi tersebut terjadi
•
Nilai Eo
memiliki nilai yang sama tetapi berbeda tanda jika reaksinya kita balik
•
Berdasarkan
tabel semakin keatas semakin oksidator dan semakin kebawah semakin reduktor
Reaksi Redoks
Spontan :
•
Setiap
reaksi redoks adalah jumlah dari kedua setengah reaksi, sehingga akan ada
reduktor dan oksidator ditiap-tiap sisi reaksi
•
Berdasarkan
tabel maka reaksi spontan (Eosel> 0) akan terjadi antara
oksidator (sisi reaktan) dan reduktor (sisi produk) yang terletak dibawahnya
•
Misal Cu2+
(kiri) dan Zn (kanan) bereaksi spontan dan Zn terletak dibawah Cu2+
Reaktifitas Relatif
Logam :
•
Logam
yang dapat menggantikan H2 dari asam. Ambil salah satu logam, tuliskan reaksi
oksidasinya lalu jumlah untuk memperoleh Eosel jika
positif maka H2 akan terlepas
•
Logam
yang tidak dapat menggantikan H2, dengan langkah yang sama, namun jika hasilnya
Eosel< 0, maka reaksi tidak spontan
•
Logam
yang dapat menggantikan H2 dari air, logam yang terletak dibawah reduksi air
•
Logam
yang dapat menggantikan logam lain dari larutannya, yaitu logam yang terletak dibagian bawah
tabel dapat mereduksi logam yang terletak dibagian atas tabel
Potensial Sel
Standar dan Konstanta Kesetimbangan :
Pengaruh
Konsentrasi terhadap Potensial Sel :
•
Sejauh ini potensial sel standar diukur dari potensial setengah sel juga
pada keadaan standar sementara kebanyakan sel volta tidak beroperasi pada
keadaan standarnya
•
Berdasarkan persamaan yang telah diketahui:
∆G = ∆Go
+ RT ln Q sedangkan
∆G = -nFEsel
juga ∆Go = -nFEosel sehingga
-nFEsel =
-nFEosel + RT ln Q
Esel = Eosel
– (RT/nF) ln Q (Persamaan Nernst)
Aplikasi Persamaan
Nernst :
•
Saat Q < 1 sehingga [reaktan] > [produk] maka Esel> Eosel
•
Saat Q = 1 sehingga [reaktan] = [produk] maka Esel = Eosel
•
Saat Q > 1 sehingga [reaktan] < [produk] maka Esel< Eosel
•
Jika kita memasukkan nilai R dan T pada 298
Esel = Eosel
– (0,0592 V/n) log Q (pada 25oC)
Potensial Sel dan
Hubungan antara Q dan K :
Zn(s) + Cu2+(aq) à Zn2+(aq)
+ Cu(s) Q = [Zn2+]/[Cu2+]
Sel Konsentrasi :
Sel Elektrolisa :
•
Prinsip
kerja sel elektrolisa adalah energi listrik dari sumber eksternal akan
mendorong reaksi tidak spontan berlangsung
•
Sel
Volta:
Sn(s) à Sn2+ + 2e (anoda; oksidasi)
Cu2+ + 2e à Cu(s) (katoda;
reduksi)
Sn(s) + Cu2+à Sn2+ + Cu(s) Eo = 0,48 V
•
Sel
Elektrolisa:
Cu(s) à Cu2+ + 2e (anoda; oksidasi)
Sn2+ + 2e à Sn(s) (katoda;
reduksi)
•
Oksidasi
terjadi di anoda dan reduksi terjadi di katoda tapi arah aliran elektron dan
tanda elektroda kebalikan sel volta
Memperkirakan
Produk Elektrolisa:
•
Elektrolisis
lelehan garam murni:
Contoh CaCl2(l) maka kation akan tereduksi dan anion akan
teroksidasi
2Cl-(l) àCl2(g) + 2e (anoda; oksidasi)
Ca2+(l) + 2e à Ca(s) (katoda;
reduksi)
Ca2+ + 2Cl-à Ca(s) + Cl2(g) (overall)
•
Elektrolisis
Lelehan campuran garam
Spesies yang lebih mudah
teroksidasi (reduktor kuat) akan bereaksi di anoda dan spesies yang lebih mudah
tereduksi (oksidator kuat) akan bereaksi di katoda
•
Contoh
: Campuran NaCl dan MgBr2 dilelehkan dan dielektrolisis, prediksikan
zat yang terbentuk di anoda dan katoda?
Elektrolisis Air :
•
Air
dapat mengalami reaksi oksidasi maupun reduksi, keduanya reaksi tidak spontan
2H2O(l) à O2(g) + 4H+ + 4e E = -0,82 V
2H2O(l) + 2e à H2(g) + 2OH- E = -0,42 V
2H2O(l) à 2H2(g) + O2(g) E = -1,24V
•
Pembentukan
H2 dan O2 memerlukan voltase tambahan terkait faktor
kinetik, sehingga potensial elektroda perlu tambahan 0,4 sd 0,6 V
Elektrolisis
Larutan Ion :
•
Saat
ada dua ½ reaksi dimungkinkan terjadi di elektroda, maka salah satu yang
memiliki potensial elektroda positif (kurang negatif) yang akan terjadi
•
Apa
yang terjadi saat larutan KI dielektrolisis?
•
Kemungkinan
reduksi
K+(aq) + e à K(s) Eo
= -2,93 V
2H2O(l) + 2e à H2(g) + 2OH- E = -0,42 V
Maka H2 yang
terbentuk
•
Kemungkinan
oksidasi
2I-(aq) à I2(s) + 2e Eo
= -0,53 V
2H2O(l) à O2(g) + 4H+ + 4e E = -0,82 V
Maka I2akan terbentuk
di anoda
Konklusi
elektrolisis unsur :
•
Kation
logam kurang aktif akan tereduksi termasuk emas, perak, tembaga, kromium,
platinum dan kadmium
•
Kation
logam yang lebih aktif tidak tereduksi termasuk gol 1A, 2A dan Alumunium, yang
mengalami reduksi air à gas H2
•
Semua
anion akan teroksidasi termasuk halida kecuali anion F- (Eo
= -2,87 V)
•
Anion
yang tidak teroksidasi mencakup F- dan oksoanoin SO42-,
CO32-, NO3-, PO43-
karena bilangan oksidasinya sudah tertinggi, air akan teroksidasi membentuk gas
O2.
Stoikiometri
Elektrolisa :
•
Hukum
Elektrolisis Faraday: jumlah zat yang dihasilkan pada masing-masing elektroda
berbanding lurus dengan jumlah aliran muatan yang melewati sel
•
Konstanta
Faraday (F) = 9,65 x 104 C/mol e)
•
Jumlah
muatan yang mengalir per detik = A
1 Ampere (A) = 1 Coulomb/detik
1 A = 1 C/det A x det = C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar