Senin, 08 Desember 2014

Elektrokimia



Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galvani dan sel elektrolisis.Reaksi elektrokimia dapat berlangsung secara spontan,yaitu ketika dua elektrode yang direndam di dalam cairan elektrolit dihubungkan dengan untai listrik.

Elektrokimia adalah reaksi redoks yang bersangkut paut dengan listrik.
Reaksi elektrokimia dibagi menjadi 2, yaitu:
·         Sel galvani/sel volta adalah reaksi redoks yang menghasilkan listrik. Contohnya baterai.
·         Sel elektrolisis adalah listrik yang mengakibatkan reaksi redoks. Contohnya adalah pemurnian logam dan pelapisan logam.


Sel galvani/sel volta

Pada gambar di atas, logam Zn akan mengalami oksidasi, sedangkan logam Cu akan mengalami reduksi. Reaksi kimianya adalah:
Zn → Zn2+ + 2 e, E0 = 0,76 volt
Cu2+ + 2 e → Cu, E0 = 0,34 volt
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu, Esel = 1,1 Volt.
Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation pada larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-menerus.








Notasi sel
Untuk sel volta, penulisannya adalah: anoda || katoda atau zat yang teroksidasi || zat yang tereduksi
Seperti pada contoh diatas, berarti notasi selnya adalah:
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu, Esel= 1,1 volt

Sel Elektrolisis

Sel elektrolisis adalah arus listrik yang menimbulkan reaksi redoks.
Pada sel elektrolisis, katoda akan tereduksi dan anoda yang akan teroksidasi.
Pada katoda, terdapat 2 kemungkinan zat yang ada, yaitu:
·         kation (K+) atau
·         air (H20) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau lelehan.)
Pada anoda, terdapat 3 kemungkinan zat yang ada, yaitu:
·         anion (A-) atau
·         air (H20) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau lelehan.)
·         elektroda, elektroda ada 2 macam, inert (tidak mudah bereaksi, ada 3 macam zat yaitu platina (Pt), emas (Aurum/Au), dan karbon (C)) dan tak inert (mudah bereaksi, zat lainnya selain Pt, C, dan Au).






Ada berbagai macam reaksi pada sel elektrolisis, yaitu:
·         Reaksi yang terjadi pada katoda
·         Jika kation merupakan logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Cr, Sr, Ba, Ra), Al, dan Mn, maka reaksi yang terjadi adalah 2 H20 + 2 e → H2 + 2 OH-
·         Jika kationnya berupa H+, maka reaksinya 2H+ + 2 e → H2
·         Jika kation berupa logam lain, maka reaksinya (nama logam)x+ + xe → (nama logam)
·         Reaksi yang terjadi pada anoda
·         Jika elektroda inert (Pt, C, dan Au), ada 3 macam reaksi:
·    Jika anionnya sisa asam oksi (misalnya NO3-, SO42-), maka reaksinya 2 H20 → 4H+ + O2 + 4 e
·    Jika anionnya OH-, maka reaksinya 4 OH- → 2H20 + O2 + 4 e
·    Jika anionnya berupa halida (F-, Cl-, Br-), maka reaksinya adalah 2 X(halida) → X (halida)2 + 2 e
·          
·         Jika elektroda tak inert (selain 3 macam di atas), maka reaksinya Lx+ + xe















          Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja
          Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai dari pemanfaatan baterei untuk menjalankan hampir semua alat elektronik hingga pelapisan logam pada permukaan logam lain
          Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya.
          Ada 2 jenis sel elektrokimia: (1) Sel yang melakukan kerja dengan melepaskan energi dari reaksi spontan dan (2) sel yang melakukan kerja dengan menyerap energi dari sumber listrik untuk menggerakkan reaksi non spontan
terminologi Redoks :





















Menyeimbangkan Persamaan Redoks :
          Bagi reaksi menjadi dua buah setengah reaksi masing-masing yang mengalami oksidasi dan reduksi
          Seimbangkan atom dan muatan pada masing-masing reaksi
        Mula-mula atom selain O dan H, kemudian O lalu terakhir H
        Muatan diseimbangkan dengan menambah elektron (e) disebelah kiri untuk setengah reaksi reduksi dan disebelah kanan untuk setengah reaksi oksidasi
          Kalikan masing2 setengah reaksi dengan bilangan bulat untuk menyeimbangkan jumlah e yang diperoleh reduksi sama dengan elektron yang dilepas oksidasi
          Jumlahkan kedua buah setengah reaksi tersebut
          Periksa apakah atom dan muatan sudah seimbang
Reaksi Redoks suasana asam :
Cr2O72-(aq) + I-(aq) à Cr3+(aq) + I2(s) (lar asam)
  1. Mula-mula bagi reaksi menjadi dua buah setengah reaksi reduksi dan oksidasi
  2. Seimbangkan atom dan muatan dimasing-masing setengah reaksi
    1. Seimbangkan jumlah atom Cr
    2. Seimbangkan O dengan menambahkan H2O
    3. Seimbangkan H dengan menambahkan ion H+
    4. Seimbangkan muatan dengan menambah elektron
    5. Begitupun dengan setengah reaksi oksidasi
  3. Kalikan masing-masing setengah reaksi agar jumlah e sama
  4. Jumlahkan kedua buah setengah reaksi tersebut menjadi overall
  5. Periksa jumlah atom dan muatan
          Untuk reaksi suasana basa setelah langkah ke4 tambahkan ion OH- dengan jumlah sama dengan ion H+






Sel Elektrokimia :
          Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (∆G < 0) untuk membangkitkan energi listrik, selisih energi reaktan (tinggi) dengan produk (rendah) diubah menjadi energi listrik. Sistem reaksi melakukan kerja terhadap lingkungan
          Sel Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi non spontan (∆G > 0) lingkungan melakukan kerja terhadap sistem
          Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik antara sel dan lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau yang membawa muatan

Elektroda :
          Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan katoda
          Setengah reaksi oksidasi terjadi di anoda. Elektron diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat pereduksi) dan meninggalkan sel melalui anoda
          Setengah reaksi reduksi terjadi di katoda. Elektron diambil oleh senyawa tereduksi (zat pengoksidasi) dan masuk sel melalui katoda

















Sel Volta dan
Sel Elektrolisa
  :


Sel Volta :

Konstruksi dan Operasi Sel Volta :
          Setengah sel oksidasi: anoda berupa batang logam Zn dicelupkan dalam ZnSO4
          Setengah sel reduksi: katoda berupa batang logam Cu dicelupkan dalam CuSO4
          Terbentuk muatan relatif pada kedua elektroda dimana anoda bermuatan negatif dan katoda bermuatan positif
          Kedua sel juga dihubungkan oleh jembatan garam yaitu tabung berbentuk U terbalik berisi pasta elektrolit yang tidak bereaksi dengan sel redoks gunanya untuk menyeimbangkan muatan ion (kation dan anion)
          Dimungkinkan menggunakan elektroda inaktif yang tidak ikut bereaksi dalam sel volta ini misalnya grafit dan platinum





Notasi Sel Volta :
          Sel Volta dinotasikan dengan cara yang telah disepakati (untuk sel Zn/Cu2+)
Zn(s)|Zn2+(aq)Cu2+(aq)|Cu(s)
          Bagian anoda (setengah sel oksidasi) dituliskan disebelah kiri bagian katoda
          Garis lurus menunjukkan batas fasa yaitu adanya fasa yang berbeda (aqueous vs solid) jika fasanya sama maka digunakan tanda koma
          Untuk elektroda yang tidak bereaksi ditulis dalam notasi diujung kiri dan ujung kanan

Sel Volta dengan Elektroda Inaktif :
Grafit|I-(aq)|I2(s)H+(aq), MnO4-(aq), Mn2+(aq)|Grafit




Potensial Sel (Esel) :
          Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan menjadi energi listrik
          Energi listrik ini berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua elektroda (voltase) atau disebut juga potensial sel (Esel) atau gaya electromotive (emf)
          Untuk proses spontan Esel> 0, semakin positif Esel semakin banyak kerja yang bisa dilakukan oleh sel
          Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C
          Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh karena itu potensial sel standar diukur pada keadaan standar (298 K, 1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan dan padatan murni untuk solid)

Potensial Elektroda Standar (Eosetengah-sel) :
          Potensial elektroda standar adalah potensial yang terkait dengan setengah reaksi yang ada (wadah elektroda)
          Menurut kesepakatan potensial elektroda standar selalu ditulis dalam setengah reaksi reduksi
          Bentuk teroksidasi + ne à bentuk tereduksi Eo1/2 sel
          Potensial elektroda standar seperti halnya besaran termodinamika dapat dibalik dengan mengubah tandanya
          Eosel = Eokatoda - Eoanoda

Elektroda Hidrogen Standar :
          Ilmuwan telah menyepakati untuk memilih setengah reaksi rujukan dengan nilai 0 untuk reaksi:
                2H+(aq, 1 M) + 2e à H2(g, 1 atm)  Eorujukan = 0
                H2(g, 1 atm) à 2H+(aq, 1 M) + 2e –Eorujukan = 0
          Dengan nilai rujukan ini kita bisa menyusun sel volta yang menggunakan elektroda hidrogen standar sebagai salah satu elektrodanya dan mengukur potensial sel dengan alat ukur, kemudian kita dapat menentukan potensial elektroda standar banyak zat secara luas





Kekuatan Relatif Oksidator dan Reduktor :
                          Semua nilai adalah relatif terhadap elektroda hidrogen standar (referensi)
                2H+ (aq, 1 M) + 2e Û H2 (g, 1 atm)
          Menurut konvensi semua setengah reaksi ditulis sebagai reaksi reduksi artinya semua reaktan pengoksidasi dan semua produk pereduksi
          Nilai Eo yang diberikan adalah setengah reaksi tertulis, semakin positif nilainya semakin besar kecenderungan reaksi tersebut terjadi
          Nilai Eo memiliki nilai yang sama tetapi berbeda tanda jika reaksinya kita balik
          Berdasarkan tabel semakin keatas semakin oksidator dan semakin kebawah semakin reduktor

Reaksi Redoks Spontan :
          Setiap reaksi redoks adalah jumlah dari kedua setengah reaksi, sehingga akan ada reduktor dan oksidator ditiap-tiap sisi reaksi
          Berdasarkan tabel maka reaksi spontan (Eosel> 0) akan terjadi antara oksidator (sisi reaktan) dan reduktor (sisi produk) yang terletak dibawahnya
          Misal Cu2+ (kiri) dan Zn (kanan) bereaksi spontan dan Zn terletak dibawah Cu2+

Reaktifitas Relatif Logam :
                          Logam yang dapat menggantikan H2 dari asam. Ambil salah satu logam, tuliskan reaksi oksidasinya lalu jumlah untuk memperoleh Eosel jika positif maka H2 akan terlepas
          Logam yang tidak dapat menggantikan H2, dengan langkah yang sama, namun jika hasilnya Eosel< 0, maka reaksi tidak spontan
          Logam yang dapat menggantikan H2 dari air, logam yang terletak dibawah reduksi air
          Logam yang dapat menggantikan logam lain dari larutannya, yaitu logam yang terletak dibagian bawah tabel dapat mereduksi logam yang terletak dibagian atas tabel









Potensial Sel Standar dan Konstanta Kesetimbangan :









Pengaruh Konsentrasi terhadap Potensial Sel :
          Sejauh ini potensial sel standar diukur dari potensial setengah sel juga pada keadaan standar sementara kebanyakan sel volta tidak beroperasi pada keadaan standarnya
          Berdasarkan persamaan yang telah diketahui:
                ∆G = ∆Go + RT ln Q sedangkan
                ∆G = -nFEsel juga ∆Go = -nFEosel sehingga
                -nFEsel = -nFEosel + RT ln Q
                Esel = Eosel – (RT/nF) ln Q (Persamaan Nernst)

Aplikasi Persamaan Nernst :
          Saat Q < 1 sehingga [reaktan] > [produk] maka Esel> Eosel
          Saat Q = 1 sehingga [reaktan] = [produk] maka Esel = Eosel
          Saat Q > 1 sehingga [reaktan] < [produk] maka Esel< Eosel
          Jika kita memasukkan nilai R dan T pada 298
                Esel = Eosel – (0,0592 V/n) log Q (pada 25oC)
Potensial Sel dan Hubungan antara Q dan K :
Zn(s) + Cu2+(aq) à Zn2+(aq) + Cu(s)  Q = [Zn2+]/[Cu2+]


Sel Konsentrasi :

Sel Elektrolisa :
          Prinsip kerja sel elektrolisa adalah energi listrik dari sumber eksternal akan mendorong reaksi tidak spontan berlangsung
          Sel Volta:
                Sn(s) à Sn2+ + 2e                                            (anoda; oksidasi)
                Cu2+ + 2e à Cu(s)                            (katoda; reduksi)
                Sn(s) + Cu2+à Sn2+ + Cu(s)          Eo = 0,48 V
          Sel Elektrolisa:
                Cu(s) à Cu2+ + 2e                            (anoda; oksidasi)
                Sn2+ + 2e à Sn(s)                                            (katoda; reduksi)
          Oksidasi terjadi di anoda dan reduksi terjadi di katoda tapi arah aliran elektron dan tanda elektroda kebalikan sel volta


Memperkirakan Produk Elektrolisa:
          Elektrolisis lelehan garam murni: Contoh CaCl2(l) maka kation akan tereduksi dan anion akan teroksidasi
                2Cl-(l) àCl2(g) + 2e                                         (anoda; oksidasi)
                Ca2+(l) + 2e à Ca(s)                                        (katoda; reduksi)
                Ca2+ + 2Cl-à Ca(s) + Cl2(g)                           (overall)
          Elektrolisis Lelehan campuran garam
                Spesies yang lebih mudah teroksidasi (reduktor kuat) akan bereaksi di anoda dan spesies yang lebih mudah tereduksi (oksidator kuat) akan bereaksi di katoda
          Contoh : Campuran NaCl dan MgBr2 dilelehkan dan dielektrolisis, prediksikan zat yang terbentuk di anoda dan katoda?
Elektrolisis Air :
          Air dapat mengalami reaksi oksidasi maupun reduksi, keduanya reaksi tidak spontan
                2H2O(l) à O2(g) + 4H+ + 4e         E = -0,82 V
                2H2O(l) + 2e à H2(g) + 2OH-      E = -0,42 V
                2H2O(l) à 2H2(g) + O2(g)             E = -1,24V
          Pembentukan H2 dan O2 memerlukan voltase tambahan terkait faktor kinetik, sehingga potensial elektroda perlu tambahan 0,4 sd 0,6 V
Elektrolisis Larutan Ion :
          Saat ada dua ½ reaksi dimungkinkan terjadi di elektroda, maka salah satu yang memiliki potensial elektroda positif (kurang negatif) yang akan terjadi
          Apa yang terjadi saat larutan KI dielektrolisis?
          Kemungkinan reduksi
                K+(aq) + e à K(s)                                                             Eo = -2,93 V
                2H2O(l) + 2e à H2(g) + 2OH-                      E = -0,42 V
                Maka H2 yang terbentuk
          Kemungkinan oksidasi
                2I-(aq) à I2(s) + 2e                                                          Eo = -0,53 V
                2H2O(l) à O2(g) + 4H+ + 4e                         E = -0,82 V
                Maka I2akan terbentuk di anoda


Konklusi elektrolisis unsur :
          Kation logam kurang aktif akan tereduksi termasuk emas, perak, tembaga, kromium, platinum dan kadmium
          Kation logam yang lebih aktif tidak tereduksi termasuk gol 1A, 2A dan Alumunium, yang mengalami reduksi air à gas H2
          Semua anion akan teroksidasi termasuk halida kecuali anion F- (Eo = -2,87 V)
          Anion yang tidak teroksidasi mencakup F- dan oksoanoin SO42-, CO32-, NO3-, PO43- karena bilangan oksidasinya sudah tertinggi, air akan teroksidasi membentuk gas O2.

Stoikiometri Elektrolisa :
          Hukum Elektrolisis Faraday: jumlah zat yang dihasilkan pada masing-masing elektroda berbanding lurus dengan jumlah aliran muatan yang melewati sel
          Konstanta Faraday (F) = 9,65 x 104 C/mol e)
          Jumlah muatan yang mengalir per detik = A
                1 Ampere (A) = 1 Coulomb/detik
                1 A = 1 C/det                      A x det = C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar